Selasa, 22 April 2014

ARWANA UNIK

Adakalanya nilai arowana bisa menjadi semakin tinggi jika bentuk tubuhnya unik dan langka, seperti bentuk sendok, walau sebenarnya merupakan kelainan fisik :

sendok, mempunyai postur punggung melengkung, sehingga bagian kepalanya lebih rendah dari punggungnya.

parrot, kondisi fisik yang unik dan langka ini disebut parrot. Parrot berbeda dengan sendok, cirinya bagian lengkungan parrot lebih tajam daripada Arwana sendok.

Siamese, arwana ini disebut kembar siam. Jumlahnya sangat langka dan perlu perawatan khusus untuk dapat hidup sampai dewasa.

Platinum, disebut platinum karena badannya putih bersih keperakan menyerupai emas putih alias platina, warna sirip pun putih bersih. Arwana platinum juga bisa dimanipulasi, namun demikian kondisi yang demikian tidak bisa bersifat permanen.


I Thiaw Long, Arwana ini mempunyai ciri sisik pada level 6 nya menyambung dari kepala sampai buntut.

TIPS PENGENALAN PERKEMBANGAN WARNA AROWANA SUPER RED

Untuk menghindari kerugian akibat membeli ikan yg diberi obat maka hobiis perlu mengetahui dan mengerti dulu proses perkembangan warna pada arwana superred :

Ukuran s/d 12cm ( Umur lebih kurang 2 bln)

Pipi ikan biasanya mulai berwarna silver.
Bodi : Sisik ikan sebagian besar masih warna dasar. Warna silver metalik baru mengisi 30% pada sisik ikan.
Ekor dan Dayung masih berwarna transparan kekuningan atau pink.

Ukuran 12 s/d 18 cm ( Umur lebih kurang 3 bln)

Pipi : Warna silver sudah lebih Ngeblok, mulai timbul warna biru metalik, sebagian mulai keliatan semburat warna Pink.
Bodi : Warna silver pada sisik ikan sudah mencapai minimal 50%. Warna biru metalik mulai keliatan tp merah belum.
Ekor dan Dayung : Warna merah mulai lebih jelas terutama pada ujung lingkar ekor belakang,atas dan bawah. Tapi masih transparan.

Ukuran 18 s/d 25 cm ( Umur 3 s/d 6 bulan)

Pipi : Warna Merah mulai keliatan dan ngeblok diselingi warna biru metalik.
Bodi : Warna silver pada sisik mulai penuh sampai Ring ke-6, tapi warna merah belum muncul karna pada tahap ini pertumbuhan bodi ikan yg berkembang pesat. Yg keliatan hanyalah semburat pink.
Ekor dan Dayung : Warna Merah lebih ngeblok dan sudah tidak transparan.

Ukuran 25 s/d 30 cm (Umur 6 s/d 8 bulan)

Masih seperti Tahap diatas karna pertumbuhan Bodi yg dominan, warna tidak terlalu berkembang.

Ukuran 30 up ( Umur 8 bulan keatas)

Pada tahap ini pertumbuhan bodi mulai melambat, namun warna mulai berkembang terutama warna merah pada Superred.
Pipi : Warna Merah sudah mulai Full. Untuk ikan bakat Blood Red pada kepala ikan akan Keliatan Semburat Metalik Kehijauan.
Bodi : Warna Pink pada Sisik mulai Memerah. Dimulai dari sisik yg dekat bagian kepala pelan pelan kearah Ekor sesuai dengan bertambahnya umur ikan.
Ekor dan Dayung : Menebal, Tulang ekor lebih kekar dan warna Merah lebih gelap.
Pada tahap ini Soft Tanning boleh mulai dilakukan.

Setelah ukuran 30 cm Warna ikan akan terus berkembang, namun pada umumnya warna merah maksimal pada saat ikan mencapai umur 2 tahun. Beberapa Kasus ikan mencapai warna terbaiknya setelah 3 tahun. Setelah 3 tahun apabila warna ikan masih kuning/orange, maka kemungkinan besar, warna ikan tidak akan merah (genetik jelek).

Catatan:
Pada umumnya pedagang menggunakan warna BG hitam pada akuarium pada ikan dibawah 25cm agar semburat warna Pink pada ikan lebih gelap sehingga keliatan Merah untuk mendongkrak harga.
Untuk hobjiis sebaiknya menggunakan BG polos dengan tujuan mempermudah mengamati perkembangan Ring pada ikan untuk menghindari terlalu cepat Tanning pada ikan.

PEDOMAN DALAM MEMBIUS ARWANA

Banyak orang takut untuk membius arowana bila ada sesuatu terjadi misalnya mencabut kutu, menggunting insang yang terlipat, memotong ekor yang hancur dan lain-lain. Memang orang yang tidak pernah melakukan pembiusan pasti ada kemungkinan bisa panik. Jadi penulis dalam artikel ini ingin memberikan pedoman dalam membius arowana yang sudah dipraktekan oleh penulis sendiri. Dan akan dijelaskan dengan sesimple mungkin.

Alat-alat yang perlu disiapkan :

1. Plastik sesuai ukuran ikan, lebih besar lebih bagus 2 buah. (1 untuk bius, 1 untuk waktu mau kembalikan aro ke akuarium)
2. Pinset kecil / gunting kecil yang tajam dan steril (direbus pake air mendidih dulu atau direndam di alkohol)
3. Obat Bius (dalam hal ini penulis memakai merek ocean free)
4. Kain basah
5. Antibiotik untuk mencegah infeksi

Step 1
Isi Plastik 2 dengan air akuarium kira2 1/4 plastik (dipakai pada saat mau kembalikan aro ke akuarium, berguna sekali kalau akuariumnya besar dan airnya sedikit sehingga jarak air dengan bagian atas akuarium cukup jauh).

Step 2
Tangkap aro anda dengan plastik 1 kemudian usahakan air hanya pas dengan punggung aro dengan cara membuang air pakai gayung atau langsung pada saat tangkap di akuarium. Hati2 karena aro anda ada kemungkinan bisa loncat2 jadi pegang erat2 plastiknya.





Step 3
Masukkan obat bius sesuai takaran 1ml untuk 3 liter air ke dalam plastik berisi aro anda. Dalam pemakaian obat bius (fish stabilizer) merek ocean free hati2 jangan sampai kebanyakan karena obat bius merek ini sangat efektif / kuat. Sedikit saja aronya langsung pingsan. Jadi kasih sedikit demi sedikit sampai aronya dipegang tidak gerak2 lagi. Ada satu merek lagi aquadine yang tidak terlalu keras tapi boros pemakaiannya. karena biasanya habis 1/4 botol baru aronya pingsan.








Step 5
Pindahkan aro anda yang masih pingsan ke plastik 2 yang berisi air akuarium fresh. Kemudian pelan2 masukkan aro anda ke dalam akuarium tapi masih di dalam plastik. Arahkan power head / aerator yang ada oksigennya ke arah plastik sampai insang aro anda bergerak baru dilepaskan ke akuarium. Biasanya aro anda akan sadar 1-3 menit kemudian tergantung seberapa banyak obat bius yang diberikan. Di pedoman obat bius ada tertulis ikan akan sadar dalam periode 3 jam. Kalau aku baca seh ngeri 3 jam bisa jantungan kita nungguin aro kita sadar. :)





                                                 arowana yang masih teler / baru sadar

Step 6
Masukkan antibiotik untuk mencegah infeksi kalau ada pendarahan karena pencabutan atau pengguntingan bagian tubuh arowana. Dalam kasus ini penulis memakai sera backtopur.







SELAMAT MENCOBA....!!!

Senin, 21 April 2014

Apakah Aman Arwana di lingkungan Aquascape

Aman bro untuk arwana di aquascape setahu nubie sih..... Tapi ini semua pengalaman nubie sendiri ya....beda orang beda pendapat dan prinsip...jadi nubie cuma sharing aja.

Plus nya
1. Arwana nya jadi lebih jinak dan tingkat tolerant sama ikan kecil dan udang2 sangat tinggi, cuek aja arowana nya gak mau makan udang hidup dan ikan2 kecil hidup....tp anehnya klo arowana nya di pindahin ke tank kosong lagi.....sifat agresifnya muncul....maen hajar2 lg...pas masuk aquascape langsung jinak lagi.

2. Cenderung lebih enak di lihat......lebih nature rasanya.....dan saya pun yakin arowana lebih betah di tank aquascape di banding bare tank yg warna biru atau hitam.

Minus nya....
1. Bikin aquascape tank gede..jatuh2nya biayanya jauh lbh mahal drpd arowana nya sendiri (asumsi bukan SR kelas kontes loh ehehhehe)

2. Butuh pengetahuan dan skill di bidang taneman air.....karena gak semua taneman air toleran dengan suhu ideal nya arowana 27-30 derajat. Jenis2 moss2an gak recommended karena moss idealnya suhu dingin klo bisa pake chiller ngejar suhu sampe 18 derajat....bisa2 arowana nya beku heheheheh. Klo pake kayu boleh2 aja bro...prakteknya arowana punya mata otak dan sungut (sebagai semacam radar) gak akan dia tiba2 nabrakin diri ke kayu kecuali mau bunuh diri.

3. Klo masukan dari nubie sih.....sebaiknya arowana nya jenis xback...krn klo sr kita butuh tanning (klo gak tanning tp genetis merah, ya jgn di aquascape di bare tank aja background biru/item biar show off, tp yg genetik merah tanpa tanning kan gak banyak) ribet jg klo tanning samping (aquascapenya gak keliatan dong hehehheh) meskipun secara umum lampu tanning arowana gak seribet di banding lampu2 aquascape yg harus mirip bgt ama sinar matahari. Klo Rtg tanggung jg ya bro....shinning level nya gak sebagus xback pdhl pemeliharaan sama imho ya

4. Klo gak biasa...bakalan deg2an karena di aquascape gak pake gelembung aerotor atau oksigen dll (bertolak belakang dengan teori pemeliharaan arowana)....kita pake co2 (idealnya tabung co2 jgn yg diy pake ragi + gula) yg merupakan limbah ikan heheheheh tp gpp aman koq selama tanaman sehat

Sisanya jangan takut mencoba, lebih baik mencoba tp gak sukses....drpd ngomong gak bisa tp gak pernah mencoba hehehehe kidding ya bro....

ini salah satu tank aquascape yg sederhana + xback arowana
Click image for larger version
Name: aci1.jpg
Views: 95
Size: 71.3 KB
ID: 37503
spec: 200x70x70
lamp: 2x150 watt metal halide, 4x40watt lampu neon 10k kelvin
Co2 tabung: 5bps
plant: foreground: annubias petite, nana, nana petite, barteri, crypto mioya
middle: crinum natans, red rubin, annubias broad leaf, microsum neddle, anubias barteri
back: gantea kurus, windelove

hidup rukun...dah setengah tahun lebih isi 1ekor xback 35-40cm, 8 cardinal tetra, 6 discus, SAE, mono, +/- 100ekor udang
Click image for larger version
Name: aci2.jpg
Views: 83
Size: 76.4 KB
ID: 37504

Ini cuma sharing pengalaman nubie yg cetek ini aja.....

Rabu, 16 April 2014

Sejarah adanya aquarium

Akuarium adalah sebuah vivarium biasanya ditempatkan di sebuah tempat dengan sisi yang transparan (dari gelas atau plastik berkekuatan tinggi), di dalamnya satwa dan tumbuhan air (biasanya ikan, namun dapat juga ditemukan invertebrata, amfibi, mamalia laut dan reptil) ditampung, dan digunakan untuk display publik. Akuarium berasal dari bahasa latin aqua yang berarti "air", dan sufiks -arium yang berarti "tempat yang terkait dengan".

Memelihara ikan di dalam akuarium adalah hobi yang cukup populer. Akuarium raksasa pertama untuk umum, didirikan di Kebun Binatang London, Inggris pada tahun 1853. Bersaman dengan jalannya waktu, teknologi yang digunakan di dalam akuarium makin berkembang, (seperti sistem penyaringan dan penerangan).


Siklus nutrisi dan energi yang ada di akuarium:
1. Pakan diberikan ke ikan
2 & 3. Amonia hasil metabolisme ikan diproses bakteri nitrifikasi
4. Nitrat diserap tumbuhan air
5. Air menguap dari permukaan air akuarium
6. Cahaya matahari diserap tumbuhan air
7. Detritivora memakan feses ikan dan bagian tumbuhan yang telah mati
8. Tumbuhan air melepaskan oksigen
9. Tumbuhan air menyerap karbon dioksida


Sejarah

Pada jaman Romawi Kuno, ikan pertama yang dipelihara ke dalam ruangan adalah ikan dari genus Barbus yang diletakkan di kolam kecil di bawah kamar tidur tamu. Dengan berkembangnya teknologi kaca, salah satu dinding dari kolam ini diganti dengan kaca untuk meningkatkan cara pandang ke kolam ikan tersebut. Di tahun 1369, Kaisar China Hóngwǔ mendirikan perusahaan produsen porselen untuk membuat tabung porselen sebagai tempat pemeliharaan ikan mas hias. Bentuk tabung lalu berkembang menjadi mangkuk bola.

Di tahun 1836 setelah penemuan kotak Wardian, Dr. Nathaniel Bagshaw Ward mengusulkan untuk menggunakan kotak buatannya sebagai tempat untuk membawa hewan tropis. Di tahun 1841 ia berusaha menerapkannya namun hanya membawa tumbuhan air dan ikan mainan. Di tahun 1838, Félix Dujardin tercatat memiliki akuarium air asin.Di tahun 1846, Anne Thynne mampu mempertahankan koral Scleractinia dan rumput laut selama hampir tiga tahun, dan dituliskan sebagai penemu pertama akuarium air laut yang seimbang secara ekosistem di London. Pada tahun yang sama, Robert Warington bereksperimen dengan kontainer berukuran 13 galon yang diisi ikan mas, siput, dan tumbuhan Vallisneria untuk membuat akuarium yang stabil secara ekosistem.

Di tahun 1853, Kebun binatang London membuka akuarium publik pertama. Philip Henry Gosse adalah yang pertama menggunakan istilah aquarium di bukunya The Aquarium: An Unveiling of the Wonders of the Deep Sea. Dalam bukunya tersebut, Gossee banyak membahas tentang akuarium air asin.Edward Edwards mematenkan di tahun 1858 sebuah sistem sirkulasi untuk akuarium.

Di tahun 1854, dua penulis anonim asal Jerman menulis tentang akuarium air asin Inggris. Di tahun 1856, tulisan mengenai akuarium air tawar dipublikasikan. Di tahun 1862 William Alford Lloyd bekerja di Jerman dan mengawasi pembangunan tangki dan sistem sirkulasi untuk akuarium di Tierpark Hagenbeck.

Pada Era Victoria, desain akuarium yang umum adalah satu sisi kaca dan sisi lainnya terbuat dari kayu dan dibuat kedap air dengan resin. Bagian dasarnya terbuat dari batu dan dihangatkan dari bawah. Desain lainnya lalu diperkenalkan dengan seluruh sisi tangki terbuat dari kaca dengan rangka dari logam.

Bahan

Kebanyakan akuarium terbuat dari panel kaca yang dilem dengan menggunakan lem silikon. Namun kaca murni bersifat rapuh dan hanya mampu bertahan sebentar setelah retak. Meski pada umumnya, perekatnya yang akan lepas lebih dulu jika akuarium kelebihan beban. Akuarium dapat dibuat dengan berbagai jenis bentuk dari kubus, prisma heksagonal, hingga disesuaikan dengan bentuk sudut ruang dan meja. Akuarium berbentuk bola atau mangkuk bulat dapat terbuat dari plastik maupun kaca.

Meski kaca lebih rentan terhadap retak dan lebih berat dibandingkan kaca akrilik, namun kaca lebih tahan gores. Pemilihan ini umumnya didasarkan pada pertimbangan artistik. Kaca juga memiliki insulasi termal yang lebih buruk dibandingkan akrilik, sehingga panas lebih mudah masuk maupun keluar, dan kaca lebih sulit dibentuk dibandingkan akrilik. Akrilik memiliki titik lebur 160 derajat Celcius, sedangkan kaca membutuhkan temperatur sekitar 500 derajat Celcius (temperatur transisi kaca) untuk dibentuk. Meski dibutuhkan temperatur lebih tinggi, ketersediaan yang melimpah menjadikan kaca lebih murah dibandingkan akrilik. Namun ketika membangun akuarium ukuran besar atau dalam jumlah banyak, harga tersebut tidak lagi menjadi pertimbangan melainkan keamanan. Pengiriman kaca ukuran besar memiliki risiko jauh lebih tinggi dibandingkan akrilik. Dan akrilik lebih lentur dibandingkan kaca, sehingga kemungkinan retak sangat minim. Kaca laminasi digunakan untuk menggabungkan keunggulan kaca dan akrilik, yaitu tahan gores, lentur, dan ketika terjadi keretakan tidak mudah pecah.

Komponen Pendukung

Akuarium yang ditujukan untuk hobi akan mencakup sistem filtrasi, sistem pencahayaan buatan, dan pemanas atau pendingin tergantung hewan yang hidup di dalamnya. Banyak akuarium juga memiliki penutup untuk mengurangi penguapan dan mencegah ikan lompat keluar atau benda asing masuk ke akuarium.

Kombinasi filter mekanis dan biologis umum digunakan untuk mengubah amonia dari air menjadi nitrat untuk dimanfaatkan oleh tumbuhan air. Terkadang filter ini untuk menghilangkan fosfat. Media filter dapat menjadi rumah bagi bakteri nitrifikasi yang melakukan proses tersebut.

Pemanas akuarium mengkombinasikan elemen pemanas dengan termostat sehingga temperatur air dapat terjaga. Begitu juga dengan pendingin akuarium. Jenis termometer yang digunakan bermacam-macam, dari termometer alkohol sampai termometer digital. Pemilik akuarium juga menggunakan pemecah gelembung udara dan pembuat gelombang halus untuk meningkatkan kelarutan udara di dalam air.

Ukuran dan volume

Sebuah akuarium dapat dibuat berukuran mangkuk kecil (kurang dari 1 liter) hingga ukuran raksasa yang mampu menampung seluruh ekosistem air. Semakin besar akuarium, ekosistem di dalamnya semakin tahan terhadap perubahan kondisi lingkungan (temperatur dan pH) sehingga lebih stabil.

Untuk menjadikan sebuah akuarium cocok bagi ikan, diperlukan setidaknya dua jenis filter, yaitu filter biologis dan filter mekanis. Filter kimiawi diperlukan untuk menjaga kualitas air lebih optimal. Filter kimiawi dapat menggunakan karbon aktif untuk menyaring obat, tannin, atau senyawa pengotor lainnya.
Akuarium besar berukuran 40 hingga 100 liter kini dapat dibangun di rumah. Disebut dengan terumbu karang nano karena dapat menyimpan ekosistem terumbu karang di dalamnya. Massa jenis air yang sebesar 1 kilogram per liter dan tekanan air yang semakin tinggi seiring dengan kedalaman air membatasi volume akuarium yang dapat dibangun oleh para pelaku hobi "Building My 50,000 Gallon Monster Mega Tank". MonsterFishKeepers.com. 2005-10-30. Diarsipkan dari aslinya pada tanggal 24 April 2007.Kembali Ke Atas

Jumat, 11 April 2014

Perizinan Mengambil (Menangkap) Tumbuhan dan Satwa Liar


Perizinan (tata cara mendapatkan izin) mengambil atau menangkap tumbuhan dan satwa liar pernah di tanyakan seorang pembaca di blog ini. Bagaimana mengurus dan mendapatkan izin untuk mengambil dan menangkap tumbuhan (flora) dan satwa (fauna) liar?.
Kementerian Kehutanan Republik Indonesia telah mengatur tata cara pengambilan atau penangkapan tumbuhan dan satwa liar dalam Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 447/Kpts-II/2003 tentang Tata Usaha Pengambilan atau Penangkapan dan Peredaran Tumbuhan dan Satwa Liar. Termasuk di dalamnya prosedur untuk mendapatkan izin mengambil, menangkap, penangkaran, peredaran, ekspor maupun impor tumbuhan dan satwa liar.
Dalam Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 447/Kpts-II/2003 tentang Tata Usaha Pengambilan atau Penangkapan dan Peredaran Tumbuhan dan Satwa Liar itu disebutkan bahwa pengambilan atau penangkapan Tumbuhan dan Satwa Liar dari habitat alam hanya dapat dilakukan di luar kawasan pelestarian alam dan suaka alam serta taman buru. Kawasan pelestarian alam meliputi Taman Nasional, Taman Wisata Alam, dan Taman Hutan Raya. Sedangkan kawasan suaka alam terdiri atas Cagar Alam dan Suaka Margasatwa.
  • Izin pengambilan atau penangkapan non komersial.
Pengambilan dan penangkapan non komersial adalah pengambilan tumbuhan atau penangkapan satwa liar untuk tujuan pengkajian, penelitian dan pengembangan, peragaan non-komersial, pertukaran, perburuan, dan pemeliharaan untuk kesenangan.
Izin Pengambilan dan penangkapan non komersial diberikan kepada perorangan, Lembaga Konservasi, lembaga peneliti, perguruan tinggi, dan Lembaga Swadaya Mandiri (LSM) yang bergerak pada bidang konservasi sumberdaya alam hayati.
Pemberian Izin pengambilan atau penangkapan non komersial tumbuhan dan satwa liar dari habitat alam untuk jenis yang tidak dilindungi dan jenis yang dilindungi namun termasuk satwa buru yang terdaftar dalam Apendiks II, III, atau Non-apendiks CITES diberikan oleh Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).
Sedangkan izin untuk jenis yang dilindungi lainnya atau jenis yang terdaftar dalam Apendiks I CITES diberikan oleh Menteri Kehutanan setelah mendapat rekomendasi dari otoritas keilmuan bahwa pengambilan atau penangkapan tidak akan merusak populasi di habitat alam.
Prosedur dan tata cara pengurusan izin dapat dibaca di Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 447/Kpts-II/2003 pasal 30 ayat (1) dan (2)
Jalak Bali
Jalak Bali, satwa liar yang dilindungi (gbr. wikipedia)
  • Izin pengambilan atau penangkapan komersial.
Pengambilan dan penangkapan non komersial adalah pengambilan tumbuhan atau penangkapan satwa liar untuk tujuan penangkaran, perdagangan, peragaan komersial, dan budidaya tanaman obat.
Izin pengambilan dan penangkapan komersial dapat diberikan kepada perorangan, koperasi, BUMN, BUMD atau badan usaha milik swasta.
Tumbuhan dan satwa liar yang dapat diambil dan ditangkap untuk tujuan komersial hanya berlaku untuk jenis yang tidak dilindungi dan jenis yang dilindungi namun termasuk satwa buru yang terdaftar dalam Apendiks II, III, dan Non-apendiks CITES. Dan izin pengambilan atau penangkapan diberikan oleh Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).
Prosedur dan tata cara pengurusan izin dapat dibaca di Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 447/Kpts-II/2003 pasal 32 ayat (1) (link download di akhir artikel).
Ingin mengambil atau menangkap tumbuhan dan satwa liar?. Bagi para sobat yang ingin mengambil tumbuhan atau menangkap satwa liar dari alam baik untuk tujuan komersial maupun non komersial perlu mencermati dan memahami Kepmenhut No. 447/Kpts-II/2003 tentang Tata Usaha Pengambilan atau Penangkapan dan Peredaran Tumbuhan dan Satwa Liar ini.
Tentunya ditambah dengan berbagai peraturan perundangan mengenai pengambilan/penangkapan, penangkaran, perdagangan, impor dan ekspor tumbuhan dan satwa liar di Indonesia seperti Kepmenhut No. 447/Kpts-II/2003 juga ada Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.19/Menhut-II/2005 (Penangkaran Tumbuhan dan Satwa Liar), Permenhut.No.P.01/Menhut-II/2007 (Perubahan Peraturan Menteri Kehutanan No.P.53/Menhut-II/2006 Lembaga Konservasi), Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 (Pengawetan Tumbuhan dan Satwa), PP No 8 Tahun 1999 (Pemanfaatan Tumbuhan dan Satwa Liar), hingga Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem dan Undang-undang Nomor 16 Tahun 1992 Tentang Karantina Hewan, Ikan Dan Tumbuhan.
Kok banyak amat peraturannya?. Banyak peraturan saja banyak yang mengambil, menangkap, memelihara, dan memperdagangkan tumbuhan dan satwa liar apalagi tidak?. Bisa-bisa cucu saya kelak hanya bisa melihat tumbuhan dan satwa liar dari gambar saja.
Referensi:
  • Kepmenhut No. 447/Kpts-II/2003 tentang Tata Usaha Pengambilan atau Penangkapan dan Peredaran Tumbuhan dan Satwa Liar

Kamis, 10 April 2014

Dijual Arwana Super Red 45 CM

Arwana Super Red 45 cm

warna sudah full ring istimewa , body tebal dan lebar,

pokoknya sudah manteplah

harga Rp. SOLD nego (serti dan Chip)

lihat di Pic saja ya